Other

TENTANG KEJUJURAN

Kejujuran bagi manusia jaman sekarang adalah sesuatu harta yang sangat sulit dicari. Meskipun banyak yang mengangap tidak bernilai, tapi ini kejujuran adalah nilai lebih dari setiap manusia yang berbeda. Begitu sulitnya menemukan kejujuran, bahkan meskipun perut sudah penuh dengan makanan. Tapi masih saja berani mengatakan masih kelaparan di antara orang-orang yang benar-benar kelaparan.
Jangankan menemukan kejujuran yang dilakukan orang lain ke orang lain. Terkadang dan bisa dikatakan mungkin sering, kita tidak pernah jujur kepada diri sendiri. Betapa munafiknya orang-orang, termasuk aku akan sebuah nilai kejujuran.
Hilangnya kejujuran di hati nurani manusia memberikan dampak yang tidak saja menyusahkan diri sendiri, namun orang lain juga pastinya terkena dampaknya. Korupsi uang yang seharusnya bukan miliknya, orang kaya yang membeli BBM subsidi, padahal untuk membeli BBM khusus mobil mewahnya dia masih mampu.
Bayangkan jika semua orang sudah dalam keadaan kenyang, namun mereka hidup di lingkungan orang lapar. Masih berani-beraninya dia berteriak, lapar, lapar, dan lapar. Tak peduli orang lain kelaparan.
Pertanyaan kita, apakah sangat sulit bagi manusia sekarang ini melakukan sebuah kejujuran?  Tidak hanya untuk orang lain, untuk dirinya sendiri. Melakukannya apakah kita harus belajar dahulu?. Atau memang dari hati nurani kita memang tidak ingin berbuat jujur? Bisakah kita jujur?
Lalu bisakah kita belajar jujur di sekolah, lingkungan sosial, awal mulanya dari orang tua, atau malah melalui sebuah buku? Saya yakin, dari banyak pilihan belajar untuk melakukan kejujuran dari semua banyak pilihan, buku adalah pilihan terakhir.
Dari buku, saya malah bertambah yakin dan pasti, dengan jujur ini saya ucapkan, tidak akan banyak buku yang bisa mengambarkan bagaimana kehidupan orang yang selalu berbuat kejujuran.
Maaf setelah membaca panjang dan mungkin anda tidak menemukan maknanya. Tapi terus terang menulis ini buka untuk sebuah wacana promosi. Melainkan mengajak untuk memberikan sikap atau menyingkapi bahwa kejujuran adalah nilai utama. Saya ingin menceritakan tentang sebuah buku yang mengambarkan kejujuran.
Novel karangan penulis gaek indonesia, Arswedo Atmowiloto berjudul Blakanis. Buku yang dikeluarkan pda Juni 2008 dan setebal 283 ini secara gamblang memberikan gambaran nyata bagaimana orang yang berbuat jujur.
Blakanis oleh Arswendo dimulai dari seseorang yang biasa menyebut dirinya Ki Blaka. Mungkin kata ini mempunyai arti harfiah blak-blakan atau bicara terbuka tanpa takut apapun serta dipaksa siapapun.
Ki Blakan mengajak semua orang untuk berbuat jujur. Pertama jujur untuk diri sendiri kemudian jujurlah kepada orang lain meskipun itu akan menyakitkan. Kejujuran adalah modal utama, demikian inti dari buku ini.
"Musuh utama kejujuran bukanlah kebohongan. Melainkan kepura-puraan. Baik pura-pura jujur atau pura-pura berbohong." inilah awal tulisan yang akan memaparkan tentang arti kejujuran. Berpura-pura kita akan mengingkari kedua hal, baik itu kejujuran maupun kebohongan. Saat melakukan dan terus masuk ke dunia kepura-puraan, maka kita tidak sadar bahwa itu adalah pura-puraan.
Arswendo berani menghubungkan bahwa kejujuran adalah sebuah tindakan yang sangat berkaitan dengan sebuah hubungan atau beribadah pada Tuhan YME. Berkata jujur, sudah mengisyaratkan bahwa kita ini sudah percaya an beriman kepada Sang Pencipta. Berbuat kejujuran seperti malakukan doa.
Sulitkan melakukan sebuah kejujuran? Arswendo melalui Ki Blaka menyatakan bertindak dengan dasar kejujuran tidaklah sulit, lebih mudah daripada melakukan kebohongan.
"Jujur itu seperti bernafas. Tidak usah belajar lebih dahulu bagaimana memulainya. Sangat sederhana, semua bisa melakukannya. Sayangnya, karena sangat sederhana itulah semua orang mudah melupakannya."
Sayangnya sama seperti di dunia nyata bahwa orang yang selalu berbuat jujur akan hancur. Dengan alasan stabilitas politiklah, ekonomilah, hingga kestabilan yang lainnya. Ki Blaka, orang yang mengajarkan jujur malah hancur atau lebih tepatnya dihancurkan.
Membaca Blakanis, kita seperti diajak untuk membuka diri sendiri. Sudahkan kita jujur, pada orang lain atau kepada diri sendiri?. Dan mungkin jujur kepada Ilahi.
Poin penting dari buku ini, pertama kejujuran masih ada dan masih banyak yang melakukannya. Meski terlihat nyata di novel, namun berbanding terbalik di dunia nyata.
Kedua, jujur adalah merupakan doa dan nafas bagi setiap manusia yang melakukannya. Sehingga tidak ada alasan satupun ataupun bagi manusia berbuat sebuah kejujuran. Mulailah dengan nafas, kemudian doa.
Ketiga, ini yang sedikit membuat bahagia. Arswendo berani menuliskan nama saya sebagai satu-satunya penganti dari Ki Blakan, Kukuh. Orang yang melakukan kejujuran. Sekarang anda boleh bertanya, bisakah saya melakukan kejujuran?
sumber : http://www.wikimu.com/News/DisplayNews.aspx?id=9894
 




KEBAHAGIAAN & KEKAYAAN

  • Dalam kehidupan ini pasti ada orang-orang yang kurang beruntung hidupnya. mereka yang mampu memberi simpati dan belas kasih, lebih mulia dari pada yangmenerima belas kasih dari orang lain. oleh karena itu jangan ragu untuk memberi bantuan dan simpati kepada orang lain yang membutuhkan, karena dari sanalah timbulnya "rasa bahagia" itu. orang kaya namun kikir dan egosentris, hidupnya pasti tidak merasakan kebahagian, karena alam menghendaki keseimbangan melalui "take and give", apapun itu bentuknya coba tanpa ragu.
  • Dimana ada kebaikan hati disana ada karunia rakhmat. dimana ada niat baik disana ada kekuatan. Ciptakanlah niat baik dan laksanakan dengan sungguh, dengan dmikian kita akan mendapat karunia rakhmat berupa kebahagiaan hidup. Lambat atau cepat stiap orang pasti akan membutuhkan kebaikan orang lain, jad semasa kita mampu berbuat kebaikan, berbuatlah dengan ikhlas dan lupakan kebaikan itu.
  • Orang yang ampu hidup wajar, mampu mensyukuri karunia dan hidup dalam kedamaian, adalah orang yang penuh kebahagiaan. Orang yang baik pasti ramah, memiliki rasa bersyukur yang mendalam, mudah untuk didekati dan mudah pula mendapatkan kawan serta selalu bersikap merendah dan menyenangkan hati.


    NILAI KEHIDUPAN

    • Didalam dunia ini tidak ada yang unggul dalam segala bidang, segala sesuatu di ciptakan untuk saling melengkapi & menyayangi. Demikianlah juga dalam dunia kehidupan manusia, harus terjadi kerja sama dalam suasana yang harmonis & terpadu untuk mewujudkan misi & hakekat kehidupan. Bagi mereka yang menyadari keharmonisan dari alam kehidupan ini, hidupnya tidak akan menggebu & gelisah dengan nafsu kepemilikan materi.
    • Alam memiliki tiga bharta karun yang bersifat melindungi & mendukung, yang pertama adalah "kasih-sayang", dengankasih sayang seorang akan menjadi berani. yang kedua adalah "sikap yang tidak berlebihan", dengan sikap yang tidak berlebihan orang akan menjadi berharga. yang ke tiga adalah "berani untuk tidak menonjolkan diri", dengan berani untuk tidak menonjolkan diri seorang akan menjadi rendah hati. karena orang yang berani tetapi tanpa memiliki kasih sayang / tanpa menjadi berharga tapi bersikap berlebihan / ingin paling menonjol tanpa dapat di cegah pasti akan di celakakan oleh alam & lingkungannya.
    • Kasih sayang yang tulus akan selalu menang apabila di serang, karena alam memberikan perlindungan untuk mampu bertahan. Alam akan membantu seorang yang penuh kasih sayang, dengan memberikan kepadanya energi & kemampuan berpikir untuk mewujudkan keseimbangan, keharmonisan & keterpaduan. Suatu organisasi / lembaga masyarakat apabila di dalamnya ada keseimbangan, keharmonisan & keterpaduan dari anggota & pimpinannya pasti akan kuat. Ketiga hal itu merupakan dinamisator yang akan mengembangkan usaha bersama kearah kemajuan. Pimpinan organisasiyang tidak memiliki kasih sayang, misalnya seorang yang pintar namun egosentris, tidak akan mampu menciptakan ketiga hal tersebut, maka organisasi / lembaga yang di pimpinnya akan cenderung keropos / akhirnya bubar & gagal.